Dinamika Ketegangan Agama dan Negara
Oleh. Muhadam Labolo Ketegangan agama dan negara kini memasuki tensi yang kian mencemaskan. Agama dan negara pada dasarnya hanyalah konsep yang abstrak. Di level praksis keduanya mewakili penganut suatu keyakinan, dan disisi lain masyarakat sebagai satu unsur negara. Ketegangan yang saya maksud memang tak seluruhnya, namun sebagian kecil penganut agama yang diyakini oleh mayoritas penduduk di negara ini menginginkan perubahan mendasar lewat tawaran ideal berdasarkan agama (Khilafah). Negara diwakili oleh personifikasi pemerintah terpilih yang sekalipun tak mencapai suara signifikan di setiap periode pemilu namun diterima melalui mekanisme demokrasi sebagai pemegang otoritas yang sah dalam menjalankan roda pemerintahan. Ketegangan tercipta dengan berbagai alasan sehingga seringkali mengubah hubungan keduanya dari suatu relasi yang sederajat menjadi subordinat-hirarkhi. Sederajat, manakala negara membutuhkan kelengkapan payung hukum sebagai dasar pengaturan terkait keyakinan