Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Memosisikan Mahakarya Kybernologi Sebagai Ilmu Pemerintahan Berkarakter Indonesia[1]

  Oleh. Muhadam Labolo [2] Persapaan Terminologi Ketika Prof.Taliziduhu Ndraha memberi nuansa pada ilmu pemerintahan berparadigma baru, beliau sampai pada kompleksitas terminologi yang cukup membingungkan antara menggunakan istilah Governologi ataukah Kybernologi . Govern setaraf dengan steering berasal dari Bahasa Inggris, sementara kybern (cybern) dari Bahasa Greek. Keduanya memiliki makna yang tak jauh berbeda yaitu mengemudi, mengatur, maupun memerintah. Dalam ejaan Belanda kata tersebut populer dimata Pamongprajamuda dengan istilah ilmu mengemudi/memerintah atau bestuurskunde, berstuurswetenschap, berstuurswetenschappen (pemerintahan, ilmu pemerintahan, dan ilmu-ilmu pemerintahan). Di Indonesia, istilah perintah dan memerintah itu diadaptasi dari bahasa Belanda (recht). Lewat aksentuasi Jawa menjadi ngereh (memerintah) yang kemudian membentuk istilah Pangrehpraja hingga mengalami asimilasi menjadi Pamongpraja oleh Soekarno pada 1956.  Menurut Talizi, istilah govern te

Seri: Kajian Filsafat Ilmu Pemerintahan

Oleh. Muhadam Labolo Focus Dialektika Ilmu Pemerintahan Pada setiap generasi, perdebatan tentang eksistensi ilmu pemerintahan selalu saja berkutat pada persoalan syarat ilmu pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologinya. Pertanyaan di seputar ontologi misalnya apakah pemerintah dan pemerintahan itu, mengapa pemerintah dibutuhkan manusia, serta dapatkah manusia hidup tanpa pemerintahan. Pada tingkat selanjutnya perdebatan meningkat ketika para pembelajar pemerintahan mencoba untuk merumuskan dan menyepakati mana objek materi dan objek formalnya.   Dari sisi epistemologi berkaitan dengan adakah konsep-konsep pemerintahan itu, dengan cara apa dan bagaimana ia dipelajari. Dua masalah pokok di sini muncul yaitu bagaimanakah metodologi ilmu dan metodologi penelitiannya.  Sementara di tingkat aksiologinya berkenaan dengan persoalan bagaimanakah pemerintahan itu sebaiknya di desain dan dipraktikkan (diajarkan) agar sesuai kebutuhan manusia sehingga mereka dapat mencapai keseja