Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Pencarian Makna Pemaafan

Oleh. Muhadam Labolo Hari-hari pencarian makna puasa memasuki babak berikutnya, ampunan (maghfirah). Ia menjahit fase rahmah sebelum menempuh jalan berliku, pembebasan ( ittkum minannar) . Dalam pendakian yang kian berat itu, tak sedikit manusia terjebak pada eksoterisme religi ketimbang mengais esoterisme yang tersimpan jauh di kedalaman puasa.  Meminjam istilah Schuon (1981), eksoterisme religi mencirikan kepadatan ritual, festival budaya, syiar dan pengaruh sosiologisnya (surface structure). Sementara esoterisme religi memburu kedalaman, penjiwaan, ruhiyah, berupaya menyelami bagian paling tubir dari sisi religi (deep structure) . Mereka yang kuat ritual tak jarang kelelahan, tanpa bisa meraih bagian paling nikmat di ujung puasa. Kata nabi, berapa banyak orang puasa tak beroleh apa-apa kecuali lapar & dahaga. Bagi mereka yang beruntung tentu mampu menggapai keduanya. Artinya, mereka tak hanya menjalani ritual, juga menampakkan keberartiannya lewat berbagi rasa, serta hidup da

Puasa & Penderitaan

Oleh. Muhadam Labolo Puasa salah satu ritual religi paling tua di muka bumi. Dipraktekkan kaum religi dimasa lampau hingga kini. Di religi tertentu bahkan menjadi syarat guna mencapai derajat spiritual tertinggi. Puasa menjadi sarana bagi upaya meningkatkan keintiman antara Sang Pencipta dengan MaklukNya. Puasa bergerak dari realitas derita menuju idealitas bahagia. Dengan ragam istilah, puasa dijalani tidak saja oleh manusia, juga hewan dan tumbuhan. Masa pengeraman dan metamorfosis menjadi proses mencapai tahap kesempurnaan. Dengan semua fungsi spiritual dan biologis itu, puasa berkembang menjadi penawar bagi derita jasmani dan rohani. Dalam derita jasmani puasa menjadi syarat sebelum masa pembedahan. Lebih lagi dalam aspek rohani. Ia prasayarat menuju nirwana. Dalam puasa itu, setiap subjek mengendalikan dirinya dari hasrat duniawiah. Semua rutinitas dikendalikan untuk masa tertentu demi tujuan yang lebih tinggi, kesempurnaan hidup (tattaqun) . Makan, minum dan kontak biologis dibat

Mitos & Negara di Mandalika

Oleh. Muhadam Labolo Fenomena pawang hujan dalam perhelatan MotoGP Mandalika beberapa waktu lalu menimbulkan beragam tanggapan dari dalam maupun luar negeri. It worked, puji salah satu media asing. Respon sensitif berasal dari kelompok yang menganggap praktek tersebut semacam sinkretisme yang mengancam fundamental religi, apalagi diperagakan di Pulau Seribu Masjid. Pergeseran peran mitos, filsafat, religi dan sains tak pernah pudar hingga dewasa ini. Ada era keemasan atas eksistensi masing-masing. Mitos kaya akan cakrawala keunikan alam hingga melahirkan seperangkat kepercayaan, perilaku dan artefak bagi komunitas tertentu. Produknya kebudayaan yang didalamnya mengandung pula kearifan lokal (local wisdom). Kearifan lokal menyajikan cara pandang kelompok masyarakat terkait satu isu berdasarkan nilai luhur yang dihayati. Bentuknya bisa tangibel dan intangible. Kearifan lokal dikenali lewat pengetahuan, nilai, keterampilan, sumber daya, dan pengambilan keputusan lokal (Ife, 2002). Seme

Jabatan Profesor, Untuk Apa?

Oleh. Muhadam Labolo Gejala menumpuk jabatan di akhir hayat kemungkinan berhubungan dengan gejala  post power syndrom. Semacam krisis kejiwaan di ujung kuasa. Seseorang tak ingin kehilangan pengaruh dan harga diri. Maslow (1908-1970) menjustifikasi sebagai refleksi atas hirakhi kebutuhan yang tak jarang meloncat dari level terendah (physiological needs) ke level tertinggi, penghargaan (esteem needs) dan aktualisasi diri (self-actualization).  Apakah gejala itu di dorong oleh motivasi kekurangan (deficiency motivation) ataukah motivasi perkembangan (growth motivation), hanya perlu diteliti oleh para psikolog. Sejujurnya, dalam realitas politik gejalanya kadang muncul ketika seseorang terpilih menjadi politisi kawakan dan punya singgasana. Tak berapa lama tiba-tiba disergap penegak hukum. Satu hipotesis mengatakan, beberapa diantaranya terlalu lekas mencapai dinding puncak aktualisasi diri sekalipun perut dalam keadaan lapar. Piramidal Maslow dilangkahi. Guru besar (profesor) adala

Ironi Kelangkaan Minyak Goreng

Oleh. Muhadam Labolo Kemandirian bangsa terus di uji. Di uji lewat kelangkaan minyak goreng hingga minyak bumi (solar). Minyak goreng bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak. Maklum, harga diri seorang Emak dihadapan keluarga bergantung pada bahan pokok itu. Anak dan suaminya tak peduli, bila waktunya makan semua tersedia lewat proses minyak goreng. Dulu, minyak bumi umumnya dipakai sebagai bahan bakar. Konsumennya mayoritas kelompok berkenderaan. Kini bahan bakar alternatif diperoleh lewat tumbuh-tumbuhan. Satu diantaranya kelapa sawit. Bumi tak selamanya sanggup mendekomposisi tulang-belulang menjadi minyak. Butuh ratusan tahun dan tak dapat diperbaharui. Beda bahan bakar nabati yang dapat ditumbuh-kembangkan hanya dengan berkebun Sawit. Bahan bakar nabati salah satunya dapat menghasilkan biodisel. Energi dan tumpuan hidup manusia dimasa depan.  Hebatnya, Indonesia adalah negara penghasil Sawit tertinggi di dunia dengan 48,42 juta ton pertahun (BPS, 2019). Jauh melampaui Malaysia