Menata Ormas di Indonesia, Sebuah Catatan Kaki
Oleh. Muhadam Labolo Pasca ketegangan pemerintah dengan salah satu Ormas yang dinilai berpandangan teokratik nihil Pancasila, kini muncul kesadaran tentang bagaimana menata kembali aktivitas bertumbuh dan berkembangnya organisasi masyarakat (Ormas). Ormas secara sosiologis adalah bibit bagi persemaian ikatan sosial dari sekedar urusan rumah tangga sebagai mikroskopis negara. Disadari betul bahwa pergerakan ormas secara historis seperti Boedi Oetomo yang awalnya bercorak etnik (1908) hingga terbentuknya organisasi beraksentuasi politik seperti PNI (1927) membawa perubahan mendasar hingga membuahkan Indonesia sebagai sebuah negara yang kompleks. Diluar alasan filosofistik yang menjadi dasar bagi keinginan alamiah setiap individu untuk mengekspresikan perasaan komunalnya melalui organisasi sosial, secara politik ormas dalam bentuk apapun tidak lain adalah sarana bagi pencapaian kepentingan individu maupun sosial lewat ruang publik. Sekalipun demikian, ruang publik bukank