Belajar Dari Reuni Putri Pasopati
Oleh. Muhadam Labolo Saya diingatkan berkali-kali oleh Regina, Imelda, Siti Fatonah, dan Sukma untuk tidak lupa menyempatkan waktu di acara reuni putri Pasopati. Saya percepat ujian terbuka di Jakarta, menjajal kereta cepat pergi-pulang Halim-Padalarang, ngajar DPRD Sukabumi, dan akhirnya tiba di Hotel De Boekit Hambalang pukul 19.30. Aula kosong, lengang, tanpa peserta. Rupanya peserta sedang persiapan. Saya japri Manguluang Mansur, jawabannya menggairahkan, "pak ketua takut di perkosa ya?" Dengan emotion tersenyum lebar. Saya jawab, "iya!" Karaeng Mansur mengusulkan ikut Subhan Rahman, yang katanya bisa jadi pawang. Rupanya beliau ada rapat. Untung Mas Eko Supriyanto dan Mas Burhan ada di TKP mendampingi istri. Selamat dari perkosaan berjamaah. Pilihan reuni putri kali ini luar biasa. Lokasinya jauh dari kota, butuh waktu 1-2 jam dari Jakarta. Hasrul frustasi, batal. Putri rupanya serius reuni, bukan untuk hal lain. Suasananya sejuk, dingin, indah, lengkap dengan