Dialektika Dosen Ilmuan di Media Sosial
Oleh. Muhadam Labolo Dialektika dalam media sosial pada dasarnya menunjukkan sinyal tumbuhnya pengetahuan. Apalagi jika yang berdiskusi sekelompok ilmuan, bukan sebangsa haters, demonstran, atau barisan sakit hati. Bila itu, yang muncul hanya koleksi caci dan umpat, pengumpul kerikil panas, dan pengipas api dendam. Oleh sebab dosen secara normatif adalah ilmuan, wajar jika ragam perspektif muncul dari lobus frontalis otaknya sebagai bahan argumentasi. Bila deskripsi argumen dipenuhi data dan fakta artinya ilmuan mendasarkan pada analisis empirical based . Disisi lain, bila deskripsi diurai abstraktif lewat analisis teoritik dan bangunan konseptual, ilmuan meletakkan pendekatan rasional based sebagai gaya penalaran. Dua sistem berpikir itu jamak dimana saja, apalagi bila keduanya diintegrasikan dengan positivisme dan instuisi, lengkap sudah. Didalam ilmu sosial, setiap konklusi bersifat sementara sampai ditemukan kebenaran berikutnya. Relativitas itu selalu diklarifikasi, bahka