Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Memahami Kembali Kepamongprajaan

Oleh. Muhadam Labolo Banyak orang lupa dengan istilah Pamongpraja. Termasuk mereka yang sejak awal memilih profesi sebagai Pamongpraja. Kepamongprajaan sendiri memiliki makna yang kompleks jika dibandingkan dengan istilah Pamongpraja. Pamongpraja secara sempit merujuk pada personifikasi tertentu.   Kepamongprajaan meliputi sejarah, organisasi, kebijakan, fungsi, nilai, dan profesi. Catatan singkat ini setidaknya dapat menjelaskan eksistensi Pamongpraja yang dalam perjalanannya mengalami pasang-surut. Dinamika tersebut lebih karena perubahan kebijakan pada setiap rezim. Pertama, secara etimologis, Pamongpraja terdiri dari Pamong dan Praja. Pamong bermakna mengasuh (ngemong), membimbing dan mengarahkan. Makna ini menekankan pentingnya kedewasaan dalam relasi antara yang dituakan dengan kaum muda. Dalam dunia pendidikan jamak ditemukan hubungan senior-yunior untuk mentransformasikan nilai-nilai leadership. Dua istilah lain yang sepadan pernah muncul seperti Pagarpraja dan Pangre...

Membaca Masa Depan Pamong Manglayang

Oleh. Muhadam Labolo Kekuatan alumni pendidikan pamong (Manglayang) dalam kepemimpinan pemerintahan tak bisa dinilai sebelah mata. Dengan membatasi konteks alumni 01 sd 31 hari ini, sebanyak 34.456 cukup menjadi potensi yang dapat memengaruhi konstelasi pemilu dalam 10 tahun kedepan (2034). Jumlah alumni sebanyak itu, dikurangi 1% yang wafat, sakit dan tak aktif dalam dunia politik (apolitik), tetap saja kekuatannya bertambah seiring dengan produknya yang melahirkan 500-1000 orang/tahun. Itu cukup menjadi daya tawar (bargaining position) bila sungguh-sungguh dimobilisir. Melihat jejak pamong di birokrasi pusat dan daerah hari ini memang terasa belum signifikan. Namun 21 personil yang duduk di eselon 1 sebagai dirjen, sekjen, deputi, sahmen, kepala badan, dan sekda provinsi cukup menjadi jembatan dan magnet kuat bagi lebih dari 5.000 eselon dua di daerah dan pusat. Itu hanya mungkin bila konsolidasi dapat dilakukan oleh tokoh-tokoh Pamong pelintas batas. Belajar dari distribusi pejabat...