Jairuddin, Ajudan Masuk Angin
Oleh. Muhadam Labolo Jairuddin, kawan sekolahan Basir, Jamaluddin, Yuhadi dan Irfan. Mereka seletting di SMA Gowa. Jairuddin satu-satunya yang masih bertahan di Luwuk Banggai. Ia tak balik lagi seperti koleganya, Erwin, Erhan, dan Trie yang pernah tugas di Sulteng. Ia menikah dan menetap disana. Panggilan akrabnya Jay. Sepintas mirip orang Tamil di India. Hidupnya sederhana sekalipun punya posisi strategis, kepala bagian perencanaan dan perlengkapan umum. Ia tak mudah terpengaruh oleh gemerlap jabatan. Saya tak melihat kemewahan dalam dirinya, bahkan sejak dulu. Jay hidup apa adanya. Baginya, duduk di tempat basah maupun kering sama saja. Tak ada pikiran memanfaatkan jabatan untuk dirinya. Ia langganan ditempatkan pada posisi yang dapat menjaga keamanan aset pimpinan. Konsekuensi lain masa depannya tak secepat teman-temannya. Mungkin dinilai kurang kreatif untuk hal-hal yang lazim bisa dinegosiasikan sepele. Waktu praja Ia bergabung di Bintal. Korps pendoa dan urusan bersih-bersih di